[ad_1]
INFO NASIONAL-Integrasi antara pendidikan tinggi vokasi dan dunia kerja akan semakin erat. Keeratan tersebut bukan hanya sekadar dalam bentuk kesepatan atau memorandum of understanding, tetapi integrasi dengan satu definisi baru, yakni keeratan sinkronisasi dari berbagai macam aspek perguruan tinggi dan program-program pendidikannya.
Demikian diungkapkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim saat meluncurkan Kampanye Merdeka Belajar Episode 11, Kampus Merdeka Vokasi, Selasa, 25 Mei 2021. “Kita ingin anak-anak kita langsung bekerja dari pembeljaran yang mereka alami di perguruan tinggi vokasi, baik di politeknik maupun pendidikan tinggi vokasi,” kata Nadiem.
Menurut Mas Menteri, sapaan akrab Nadiem, integrasi baru antara perguruan tinggi vokasi dan dunia kerja ini dilaksanakan melalui Link and Match 8+i. Ada delapan elemen yang harus terpenuhi untuk menyebut institusi perguruan tinggi vokasi benar-benar link and match dengan industri.
Delapan aspek tersebut adalah kurikulum harus disusun bersama antara perguruan tinggi dan tidak hanya memuat aspek hardskill tetapi juga soft skill kebutuhan dunia kerja. Selain itu pembelajaran harus berdasarkan project base, ada penekanan pada praktek untuk memastikan hard skill dan peningkatan karakter siswa terjamin. “Aspek berikutnya, partisipasi dari praktisi serta instruktur dari industri dan ahli adalah wajib, dan ditingkatkan secara signifikan minimal mencapai 50 jam per semester, per program studi,” ujar Mas Menteri.
Menurut Mendikbud, siswa juga harus melakukan praktek magang minimal satu semester. Selain itu lulusan vokasi dan dosen memiliki sertifikasi kompetensi untuk masing-masing sektor industri, serta dosen dan instruktur rutin mendapatkan update kompetensi dari dunia kerja. Dan perguruan tinggi memiliki riset terapan yang dimulai dari satu kasus di industri.
“Yang terakhir dan terpenting harus ada komitmen serapan. Jadi kalau tidak ada komitmen untuk merekrut lulusan perguruan tinggi tersebut, itu namanya bukan link and match,” kata Nadiem.
Dengan keeratan sinkronisasi ini, menurut Mas Menteri, anak-anak bisa mendapatkan pekerjaan di berbagai macam industri secepat mungkin, dan dengan upah yang layak. “Ini adalah esensi dari tujuan atau goal dari visi Kampus Merdeka Vokasi. Kita ingin lulusan yang kompeten, poduktif dan kompetitif,” kata Nadiem.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud–Ristek Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Wikan Sakarinto menjelaskan, Kampus Merdeka Vokasi merupakan kelanjutan program Program Penguatan Pendidikan Tinggi Vokasi (P3TV) dan Program Pembinaan Perguruan Tinggi Swasta P3TS sejak tahun lalu.
Melalui program tersebut, 57 PTN mendapatkan hibah untuk meningkatkan kompetensi SDM sesuai kebutuhan dunia kerja melalui kerja sama kemitraan link and match dengan dunia kerja. Selain itu,47 PTS mendapatkan hibah untuk peningkatan mutup embelajaran melalui penguatan sarana dan prasarana pendidikan berstandar dunia kerja.
“Tahun ini kedua program tersebut dilanjutkan dan disempurnakan dengan nama Kampus Merdeka Vokasi yang harapannya akan melibatkan ratusan perguruan tinggi vokasi untuk berkolaborasi dengan konsep link and match dengan dunia kerja, yaitu link and match yang benar-benar link dan benar-benar match,” kata Wikan.
Peluncurkan Kampus Merdeka Vokasi diikuti secara daring oleh Pimpinan dan Anggota DPR RI, pejabat di beberapa kementerian dan lembaga, pimpinan perguruan tinggi penyelenggara pendidikan vokasi dan pimpinan perusahaan mitra kerja penyelenggaran pendidikan tinggi vokasi.(*)
[ad_2]
Sumber Berita