Connect with us

#

Mudik Dilarang, Epidemiolog UI: Pandemi Harus Terkendali

Published

on

banner

Jakarta, Gatra.com – Pemerintah resmi memberlakukan larangan mudik Lebaran 2021 bagi semua masyarakat Indonesia. Larangan itu tertuang dalam Surat Edaran Kepala Satgas Penanganan Covid-19 No. 13 Tahun 2021 tentang Peniadaan Mudik selama 6-17 Mei 2021.

Selain itu, Menteri Perhubungan (Menhub) menerbitkan Permenhub No. 13 Tahun 2021 tentang Pengendalian Transportasi Selama Masa Idul Fitri. Aturan ini membatasi pengoperasian seluruh moda transportasi darat, laut, udara, dan kereta api pada 6-17 Mei 2021.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan, keputusan ini diambil dalam rangka mencegah kenaikan kasus Covid-19. Sebab, tahun lalu tren kenaikan kasus harian dan tingkat kematian mingguan terjadi setelah empat kali libur panjang.

“Pertama, saat libur Idul Fitri 2020. Kedua, saat libur panjang pada 20-23 Agustus 2020. Ketiga, saat libur panjang pada 28 Oktober hingga 1 November 2020. Terakhir, kenaikan saat libur akhir tahun 24 Desember 2020 hingga 3 Januari 2021,” terangnya dikutip dari kanal Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (16/4) lalu.

Advertisement

Pertimbangan lainnya, kata Jokowi, yaitu tren penurunan kasus aktif di Indonesia dalam dua bulan terakhir yang perlu dijaga. Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19, pada Januari 2021 kasus harian mencapai 14 hingga 15 ribu kasus. Sedangkan kini berada di kisaran 4 hingga 6 ribu kasus per hari.

“Oleh sebab itu, kita harus betul-betul menjaga bersama momentum yang sangat baik. Untuk itu, pemerintah memutuskan melarang mudik bagi ASN, TNI & Polri, pegawai BUMN, karyawan swasta, dan seluruh masyarakat.”

Terpisah, hal senada disampaikan Epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono. Menurutnya, mobilitas penduduk merupakan faktor utama yang menggerakkan virus terus beredar di Indonesia.

“Sebab, virus tidak bisa bergerak, melainkan mengikuti pergerakan manusia. Itulah esensi dari pembatasan sosial, membatasi gerak penduduk. Kalau tidak perlu, tidak usah melakukan perjalanan,” jelasnya dalam acara pernyataan dukungan kepada BPOM secara daring, Sabtu (17/4) kemarin.

Meski sudah turun, Pandu mengingatkan ada potensi kenaikan kasus seperti dialami banyak negara. Apalagi jika melihat disiplin 3M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak) yang makin turun.

Advertisement

“Orang mulai lupa dengan pandemi. (pasien covid) rumah sakit mulai turun, dokternya bisa jalan-jalan ke Ancol yang di Wisma Atlet. Itu membuktikan memang turun saat ini. Tapi itu turun sementara. Itu ujian bagi kita semua, apakah kita bisa mencegah agar tidak naik lagi,” ungkapnya.

Oleh sebab itu, dia menyarankan dua solusi yaitu membatasi mobilitas penduduk serta meningkatkan perilaku 3M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak) dan 3T (pengetesan, pelacakan, dan perawatan). Dengan begitu, distribusi dan transisi yang cepat dari virus lama ke virus baru dapat dihambat.

“Yang penting adalah pandemi harus terkendali. Sebab, kita berlomba bukan dengan virus, tapi kecepatan virus itu yang selalu bermutasi. Kita harus lebih cepat, lebih pandai, dan lebih bijak,” katanya.


Reporter: Misbah Nurdi

Editor: Arif Sugiono


banner

Sumber Berita

Advertisement

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *