Novel Baswedan sampai Febri Diansyah, 5 Pengkritik TWK yang Alami Peretasan

[ad_1]

TEMPO.CO, Jakarta – Para pengkritik tes wawasan kebangsaan atau TWK terhadap Pegawai KPK mengalami upaya peretasan. Teranyar, penyidik KPK Novel Baswedan pun tak luput dari teror ini.

Kamis, 20 Mei 2021 malam, Novel mengatakan ada orang yang mencoba mengambil alih akun Telegramnya. “Akun Telegram saya dibajak sejak pukul 20.22 WIB hari ini sehingga tidak lagi di bawah kendali saya,” kata Novel lewat akun Twitternya.

Novel merupakan salah satu pegawai yang kritis dalam menyikapi persoalan Tes Wawasan Kebangsaan ini. Dalam beberapa cuitannya, ia mengkritik pelaksanaan TWK. Bahkan ia curiga tes ini merupakan upaya pelemahan KPK.

Berikut beberapa tokoh yang kerap mengkritik TWK dan mengalami peretasan.

1. Busyro Muqoddas

Mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Busyro Muqoddas terus menerima telepon dari nomor-nomor tak dikenal sepanjang berlangsungnya konferensi pers “Menelisik Pelemahan KPK Melalui Pemberhentian 75 Pegawai”.

Nomor-nomor yang masuk ke ponsel Busyro sama di delapan digit awal, hanya empat nomor belakangnya yang berbeda-beda. “Sejam penuh bertubi-tubi dengan nomor yang mirip,” kata Busyro lewat pesan singkat kepada Tempo, Senin, 17 Mei 2021.

Delapan digit awal nomor-nomor yang menelepon Busyro ialah 0821-2720. Adapun empat digit belakangnya berbeda-beda namun ada yang berurutan mulai dari 5**7, 5**6, 5**1, 4**2, 5**3, 5**6. Nomor-nomor itu bergantian menelepon Busyro setiap satu hingga dua menit.

2. Bambang Widjojanto

Bambang yang juga menjadi pembicara di acaranya yang sama dengan Busyro pun menjadi korban peretasan. Dia kini berkomunikasi melalui aplikasi perpesanan yang lain.

“Maaf saya terlambat masuk karena HP saya diganggu, sangat diganggu, dan WA saya sekarang sudah di-hijack dua jam sebelum acara ini,” kata mantan Wakil Ketua KPK ini.

Bambang Widjojanto mengatakan ia terus menerima telepon sepanjang berbicara. Moderator Nisa Zonzoa mengatakan ia pun mengalami hal yang sama.

3. Aktivis ICW

Senin, 17 Mei 2021 lalu, delapan anggota ICW dikabarkan mengalami peretasan dan gangguan, pada saat melaksanakan konferensi pers daring bersama eks pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Konferensi pers itu bertemakan ‘Menelisik Pelemahan KPK melalui Pemberhentian 75 Pegawai’.

ICW menduga ini dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak sepakat dengan advokasi masyarakat sipil terkait penguatan pemberantasan korupsi. Pola peretasan beragam mulai dari pesanan ojek online fiktif, pembajakan WhatsApp, sampai pembajakan akun Zoom.

Peneliti ICW Wana Alamsyah pun menegaskan pembungkaman suara kritis warga melalui serangan digital salah satunya peretasan menjadi cara baru yang anti demokrasi. “Maka dari itu, kami mengecam segala tindakan-tindakan itu dan mendesak agar penegak hukum menelusuri serta menindak pihak yang ingin berusaha untuk membatasi suara kritis warga negara,” kata Wana.

4. Febri Diansyah

Mantan juru bicara KPK Febri Diansyah yang melaporkan akun WhatsApp miliknya tidak bisa diakses. Informasi itu disebarkan oleh Febri lewat akun twitter resminya @febridiansyah pada pukul 23.20 WIB, Kamis, 20 Mei 2021.

“Jika ada pesan yg saya kirimkan saat ini, itu bukan dari saya,” tulis Febri. Selain itu, Febri juga melaporkan bahwa sebelumnya juga ada incomplete login di akun Telegram miliknya.

5. Sujanarko

Direktur Pembinaan Jaringan Kerja Antar-Komisi dan Instansi (PJKAKI) Sujanarko juga tak luput dari teror. Ia juga termasuk pegawai KPK yang tak lolos dalam TWK. Padahal, Sujanarko mengantongi sejumlah penghargaan soal pemberantasan korupsi. Ia pun kerap mengkritik pelaksanaan TWK.

Berbeda dengan korban peretasan lainnya, Novel Baswedan mengatakan ada orang yang sengaja membuat akun Telegram atas nama Sujanarko. “Bila ada yang dihubungi gunakan akun tersebut, itu bukan kami,” kata Novel.

Baca juga: 75 Pegawai KPK Laporkan Indriyanto Karena Konferensi Pers Bersama Firli Bahuri 



[ad_2]

Sumber Berita

Exit mobile version