[ad_1]
TEMPO.CO, Jakarta – Kesan paling kuat Martinus Rande pada salah satu kru KRI Nanggala-402, Mayor Laut (E) Yohanes Heri, ialah ketika dia mengetahui keponakannya berada di dalam Gereja Katolik Kota Baru Driyorejo, Gresik, sekitar dua tahun lalu. Mantan anggota Marinir yang lama berdinas di Lantamal V Surabaya itu kaget karena keponakan laki-lakinya itu sudah mau ke gereja.
“Saya tanya, kamu sama siapa ke sini (gereja). Katanya diantar oleh Pak Heri. Di situlah kesan saya yang paling kuat pada almarhum Heri, dia seorang katolik yang baik,” kata Martinus saat ditemui usai misa khusus untuk awak KRI Nanggala-402 di Gereja Katolik Paroki Santo Yusuf Karangpilang, Surabaya, Senin petang, 26 April 2021.
Martinus mengenal baik Yohanes Heri sejak Gereja Katolik Kota Baru Driyorejo, Gresik, dibuka pada 23 Oktober 2016. Gereja Katolik Kota Baru Driyorejo masuk dalam wilayah F Gereja Katolik Paroki Santo Yusuf Karangpilang. Menurut Martinus, Heri aktif pergi ke gereja yang baru dibuka itu.
Istri Heri, kata Martinus, adalah seorang bidan yang sering membantu orang-orang dari Indonesia timur melahirkan. “Saya dengar banyak orang rantau asal Indonesia timur yang dibantu sama dia saat melahirkan,” tutur Martinus.
Martinus mengaku kaget ketika mendengar KRI Nanggala-402 hilang kontak dan Heri salah satu krunya. Sebab, ujar Martinus, pada hari paskah Minggu, 4 April 2021, ia masih sempat bertemu Heri di gereja. “Ia salah satu panitianya. Malah menyapa saya, ‘Pak, parkir di sini saja’,” kata Martinus.
Di kalangan jemaat Gereja Katolik Kota Baru Driyorejo, tutur Martinus, bagian elektro kapal selam KRI Nanggala-402 itu dikenal pendiam namun aktif pergi ke gereja. Menurut Martinus, melihat keaktifan Heri, ia telah bersepakat dengan jemaat lainnya menjadikan Heri sebagai ketua kapel. “Tapi sebelum itu kesampaian, Tuhan punya kehendak lain,” kata Martinus.
Baca Juga: Kemenhan Pantau Pencarian Kapal Selam KRI Nanggala-402
[ad_2]
Sumber Berita