[ad_1]
TEMPO.CO, Jakarta -Survei Federasi Serikat Guru Indonesia menemukan bahwa para guru terbelah soal dimulainya sekolah tatap muka di masa pandemi Covid-19 tahun 2021. Sebagian guru menyatakan setuju, sementara sebagian lainnya menyatakan tidak setuju.
Wakil Sekretaris Jenderal FSGI Mansur mengatakan pihaknya melakukan survei terhadap 6.513 guru pada 19-22 Desember 2020. Dalam survei itu, 49,36 persen atau 3.215 guru menyatakan setuju dimulainya sekolah tatap muka. Sebanyak 45,27 persen atau 2.948 orang menyatakan tidak setuju. “Sebanyak 5,37 persen ragu-ragu,” kata Mansur dalam diskusi daring FSGI, Ahad, 3 Januari 2021.
Mansur mengatakan para guru yang setuju beralasan bahwa banyak materi pelajaran yang sulit disampaikan melalui pembelajaran jarak jauh. Dia mengatakan ada pula pelajaran praktik yang tidak mungkin dilakukan lewat pembelajaran jarak jauh.
Adapun mereka yang tidak setuju mayoritas karena kasus Covid-19 masih tinggi. Para guru, kata dia, yang banyak berusia 50 tahun ke atas sehingga khawatir tertular Covid-19.
Sebaliknya, menurut survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia menunjukkan mayoritas siswa atau sekitar 70 persen setuju dengan dimulainya pembelajaran jarak jauh. Para siswa menyatakan kesulitan dalam menyerap sejumlah materi dan banyak pelajaran praktek yang tidak bisa dilakukan dari jarak jauh.
[ad_2]
Sumber Berita