[ad_1]
TEMPO.CO, Jakarta – Juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), Sebby Sambom, tak menampik tuduhan pihaknya membakar sekolah di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua. Sebby mengatakan Beoga merupakan wilayah konflik sehingga pembakaran wajar saja dilakukan.
“Di sana daerah konflik perang, jadi bakar sekolah-kah, kantor pemerintah-kah, dan lain-lain semuanya wajar,” kata Sebby melalui pesan singkat kepada Tempo, Senin, 26 April 2021.
Sebby mengatakan TPNPB akan membangun kembali sekolah setelah Papua merdeka sepenuhnya. Ia berujar Papua tak memerlukan semua program pembangunan dari pemerintah Indonesia.
TPNPB, atau yang oleh aparat disebut Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), sebelumnya dikabarkan membakar bangunan tiga sekolah di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua. Aksi pembakaran itu dilaporkan terjadi sejak Sabtu pekan lalu, 17 April 2021.
KKB juga dilaporkan menembak empat warga sipil, dua di antaranya merupakan guru sekolah, satu tukang ojek, dan satu siswa SMA. Sebby Sambom tak menanggapi pertanyaan ihwal penembakan warga sipil ini.
Sebby membenarkan TPNPB terlibat baku tembak dengan aparat pada Ahad kemarin, 25 April 2021. Kontak senjata itu menewaskan Kepala Badan Intelijen Negara Daerah Papua Brigadir Jenderal TNI I Gusti Putu Danny Nugraha Karya.
Menurut Sebby, TPNPB pimpinan Mayor Jenderal Lekagak Telenggen bertanggung jawab atas tewasnya Brigjen Putu Danny. “Kami telah menerima laporan atas tertembaknya Kabin Papua Brigjen Gusti Putu, tertembak peluru nyasar TPNPB,” kata dia.
Dalam kontak senjata itu, kata dia, TPNPB menembak anggota TNI. Ia mengklaim tak ada yang tertembak dari pihak tentara pembebasan Papua. Menurut Sebby, pihaknya dalam kondisi siaga satu di lokasi itu dan siap jika sewaktu-waktu terjadi kontak senjata dengan aparat TNI dan Polri.
Baca juga: Kepala BIN Papua Tewas, Jokowi Perintahkan TNI dan Polri Tangkap KKB
BUDIARTI UTAMI PUTRI
[ad_2]
Sumber Berita