[ad_1]
Salah satu langkah antisipatif dengan menutup sementara lapangan serbaguna Kecamatan Gondang. Lapangan itu selalu ramai dipakai berolahraga oleh masyarakat sekitar. Lokasinya juga berdekatan SMAN 1 Gondang.
“Sebisa mungkin mencegah kerumunan. Olahraga di lapangan jangan dulu. Di sana ramai kerumunan. Kasus penularan di SMAN 1 Gondang menjadi pelajaran berharga. Ada yang meninggal dunia dan lainnya tertular,” kata Catur Sarjanto, Camat Gondang yang juga Ketua Satgas Pencegahan Covid-19 wilayah tersebut kepada wartawan pada Sabtu (17/4).
Usai kasus itu mencuat, satgas langsung bertindak, yakni melakukan penyemprotan disinfektan di lingkungan sekolah dan ruang publik di Gondang. Satgas juga menyerukan pembatasan aktivitas demi menekan potensi penularan. Aktivitas keramaian juga jangan didatangi.
“Kami adakan patroli intensif dan apabila ada kerumunan, kita langsung bubarkan. Kami juga imbau ke masyarakat jangan ada kegiatan dulu sementara waktu. Sambil kita akan terus lakukan patroli biar tidak ada kerumunan di sekitaran lapangan dan SMA,” ujarnya.
Satgas yang terdiri dari TNI, Polri, Satpol PP, Jogo Tonggo serta Puskesmas Gondang akan memastikan tak ada aktivitas selama 14 hari di SMAN 1 Gondang dan fasilitas terdekatnya.
“Adanya kasus guru meninggal kena Covid-19 menandakan pandemi belum berakhir dan penyakit ini nyata adanya. Jangan abai. Selalu patuhi 5M,” katanya.
Kepala UPTD Puskesmas Gondang, Dedi Aris Saputro, mengatakan, satu lagi guru SMAN 1 Gondang meninggal dunia di RSUD Sragen. Hasil tes swab PCR positif Covid-19. Sehingga, total 3 guru terpapar virus itu meninggal dunia.
Ia mengatakan, guru berinisial SS tersebut sudah dimakamkan dengan protokol Covid-19.
Reporter: Abdul Alim Muhamad Zamzami
Editor: Iwan Sutiawan
[ad_2]
Sumber Berita