[ad_1]
“Tapi kan memakan sayur itu menjadi permasalahan sehari-hari yang kita temukan. Banyak kan yang mengeluh ‘anak saya gak suka sayuran, anak saya gak mau makan ikan, anak saya gak suka buah’, karena mungkin sudah banyak diperkenalkan oleh makanan yang proses,” ucap Rina dalam webinar bertajuk ‘Piringku Masa Depanku’, Jakarta, Sabtu (26/12).
Lanjut Rina, hal ini tentunya akan berpengaruh kepada sistem imun secara umum dan juga kecerdasan anak. Karena tubuh akan mengolah asupan makanan dan mengubah menjadi energi. Sebaiknya asupan makanan yang baik itu adalah makanan yang kaya akan gizi bukan kalori.
Rina juga menerangkan jika pedoman makanan seimbang sudah diaplikasikan dalam piramida makanan dan juga melalui ‘piringku’. Dalam piramida makanan, kata Rina, ada empat aspek yang paling penting.
“Ada empat aspek penting, yaitu keanekaragaman pangan. Kedua adalah aktivitas fisik, ketiga perilaku hidup bersih yang kita tahu dengan 3M (Memakai Masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak) dan keempat mempertahankan berat badan normal,” ucapnya.
Dalam kategori ‘piringku’, ungkap Rina, separuhnya harus bernutrisi. Sayur dan buah harus dipilih untuk menjaga kalori dan gizi yang masuk ke tubuh.
“Dalam piringku, pada keluarga ya, ini separuhnya harus bersumber pada sayur dan buah-buahan, separuhnya lagi dari makanan pokok dengan lauk yang harus berkualitas juga. Ini adalah pesan gizi dan energi seimbang,” ujarnya.
Menurutnya, hal itu bisa menjadikan anak dan keluarga bersyukur dalam memanfaatkan keanekaragaman makanan yang tersedia.
“Mensyukuri dan menikmati aneka ragam makanan, banyak makan sayur dan buah-buahan, konsumsi lauk pauk yang berprotein tinggi, konsumsi aneka makanan pokok, batasi konsumsi pangan yang manis tentunya, ditambah dengan kebersihan dan juga aktivitas fisik yang memadai,” tutup Rina.
Reporter: Muhammad Guruh Nuary
Editor: Riana Astuti
[ad_2]
Sumber Berita