Ucapan Ngabalin soal Otak Sungsang Busyro Dianggap sebagai Sarkasme

[ad_1]

TEMPO.CO, Jakarta – Pengamat komunikasi politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno, menilai pernyataan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin menyerang para pengkritik tes wawasan kebangsaan tak baik bagi citra Presiden Joko Widodo.

“Tim komunikasi Istana tak mencerminkan keterbukaan pada kritik. Ini tak baik bagi citra Presiden,” kata Adi kepada Tempo, Sabtu, 15 Mei 2021.

Menurut Adi, sikap Ngabalin justru membuktikan kekhawatiran publik selama ini bahwa pengkritik pemerintah akan mendapat serangan balik yang cukup keras. “Dulu, biasanya dituding kadrun. Sekarang bagi pengkritik KPK dibilang otaknya sungsang, pernyataan yang sangat sarkastis,” ujarnya.

Adi mengatakan Istana mestinya mengevaluasi tim komunikasi mereka agar lebih halus. Ia mengingatkan, Jokowi adalah Presiden yang lahir dan tumbuh besar dari suara arus bawah sehingga mestinya terbuka pada kritik publik.

Adi menilai lingkar dalam Istana selama ini kerap blunder dalam merespons isu yang sensitif kepada publik. Mestinya, kata dia, perwakilan Istana bicara dengan elegan dan substansial. Sosok Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md pun dinilainya cocok untuk bicara mewakili Jokowi lantaran lebih dipercaya oleh publik ketimbang Ngabalin.

“Publik melihat jauh elegan dan substansial. Kalau yang lain, rasa-rasanya masih terlihat seperti timses capres 2019, tapi tidak memosikan diri sebagai jubir istana yang mesti elegan menghadapi kritik,” ujarnya.

Pernyataan Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin menuai kritik karena menyebut para pengkritik tes wawasan kebangsaan bagi pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi itu berotak sungsang. Salah satu yang memprotes ialah Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta. Tokoh senior yang juga Ketua PP Muhammadiyah, Busyro Muqoddas, termasuk salah satu pengkritik tes wawasan kebangsaan.

LHKP PW Muhammadiyah DIY meminta Ngabalin mengklarifikasi dan menyampaikan permintaan maaf secara terbuka atas ucapannya yang dinilai mencederai Busyro Muqoddas. Mereka menilai Ngabalin melontarkan ucapan yang ngawur dan tak beradab.



[ad_2]

Sumber Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *