Jejak Mayjen Dudung Abdurachman Sebelum Ditunjuk Jadi Pangkostrad

[ad_1]

TEMPO.CO, Jakarta – Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto kembali melakukan mutasi besar-besaran terhadap 80 Perwira Tinggi atau Pati TNI. Salah satu yang naik pangkat dalam rotasi kali ini adalah Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman yang akan menjabat sebagai Pangkostrad.

Dudung merupakan Perwira Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) lulusan Akademi Militer 1988. Ia menjabat Pangdam Jaya sejak 27 Juli 2020. Sebelum itu, Dudung menjabat Gubernur Akmil periode 2018-2020. Ia juga sempat menjabat sebagai wakil asisten teritorial KASAD pada 2017-2018.

Nama Dudung ramai diperbincangkan saat ia menyerukan pembubaran Front Pembela Islam (FPI) pada 2020 silam. “Jangan seenaknya sendiri, seakan-akan dia paling benar, enggak ada itu. Jangan coba-coba pokoknya. Kalau perlu FPI bubarkan saja itu, bubarkan saja. Kalau coba-coba dengan TNI, mari,” kata Dudung di Monumen Nasional, Jakarta, Jumat, 20 November 2020.,

Pernyataan Dudung menuai kontroversi dan dianggap tidak mewakili TNI. Belakangan Dudung menjelaskan bahwa seruan bubarkan FPI merupakan sikap pribadi dan bukan representasi institusi.

Dudung juga memerintahkan anggotanya melucuti baliho yang mendukung pimpinan FPI Rizieq Shihab beserta segala atribut berbau FPI di kawasan DKI Jakarta. Sebagian mengkritik bahwa tindakan Dudung sudah melampaui tupoksi TNI. Namun, adapula sebagian masyarakat yang mendukung Dudung.

Dudung Abdurachman kini diangkat menjadi Pangkostrad menggantikan Letjen TNI Eko Margiyono. Sementara Eko akan menjabat sebagai Kasum TNI menggantikan Ganip Warsito yang baru dilantik sebagai Kepala BNPB. 

Baca juga: Sindir Pangdam Jaya Tak Bernyali, Rizieq Shihab: Kelasnya Hanya Perangi Baliho

DEWI NURITA



[ad_2]

Sumber Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *