#  

Kronologis Penembakan 6 Laskar FPI Berdasarkan Reka Ulang Polisi

[ad_1]

TEMPO.CO, Jakarta – Badan Reserse Kriminal Polri melakukan reka ulang penembakan terhadap enam anggota laskar FPI yang merupakan pengawal Rizieq Shihab pada Senin dini hari, 14 Agustus 2020. Reka adegan ini menggambarkan rentetan kejadian hingga berakhir pada tewasnya enam anggota FPI.

“Rekonstruksi ini hasil dari berita acara pemeriksaan, olah TKP dan bukti petunjuk,” kata Kepala Divisi Humas Polri, Inspektur Jenderal Argo Yuwono seusai rekonstruksi di Jalan Tol Jakarta Cikampek, Karawang, Senin, 14 Desember 2020.

Polisi membagi reka adegan ke empat titik lokasi. Lokasi pertama di depan Hotel Novotel Karawang, Jalan International Karawang Barat. Berdasarkan reka adegan, saat kejadian itu ada dua mobil yang ditumpangi anggota FPI, yaitu Toyota Avanza dan Chevrolet Spin. Sedangkan empat anggota polisi menaiki sebuah mobil Avanza.

Polisi menyebut di Kawasan tersebut mobil anggotanya dipepet oleh mobil Avanza hingga ke pinggir jalan. Setelahnya mobil itu pergi. Namun, mobil Spin yang berisi enam orang anggota FPI berhenti di depan mobil Avanza polisi. Empat anggota FPI keluar dari mobil itu membawa senjata tajam. Dua anggota di antaranya disebut memukul mobil polisi dengan senjata tajam.

Merespon hal tersebut, seorang polisi keluar dari mobil dan melepaskan tembakan peringatan. Tembakan peringatan membuat empat laskar FPI kembali masuk ke dalam mobilnya. Namun, setelah itu dua anggota FPI lain yang tadinya berada di dalam mobil menembak sebanyak tiga kali ke arah mobil polisi, lalu kembali melaju.

Reka adegan berlanjut di lokasi kedua, yakni Jembatan Badami yang berjarak sekitar 500 meter dari lokasi pertama. Di jembatan itu, dua mobil kembali terlibat kejar-kejaran. Reka adegan menunjukkan, polisi dan FPI kembali terlibat baku tembak. Mobil polisi gagal menyalip karena terhadang truk yang melintas di pertigaan. Mobil Spin melaju ke arah tol Jakarta-Cikampek.

Reka adegan selanjutnya dilakukan di rest area KM 50. Di lokasi itu, mobil Spin FPI terhalang sebuah mobil saat ingin keluar dari rest area. Saat itulah empat polisi keluar dari mobil dan mengepung mobil Spin tersebut. Polisi membekuk empat anggota FPI dari dalam mobil, lalu memerintahkan mereka tengkurap di tanah.

Adapun dua anggota FPI sisanya nampak terkulai tak bergerak di dalam mobil. Seorang anggota polisi mengecek kondisi kedua orang itu. Dia juga menyita sepucuk senjata api, 10 butir peluru dan sejumlah senjata tajam dari dalam mobil. Polisi juga menyita ponsel milik keenam anggota FPI tersebut.

Kemudian datang mobil Daihatsu Xenia yang ditumpangi oleh dua orang polisi di rest area KM 50. Setelahnya, para polisi mengangkat dua orang anggota FPI dari dalam mobil Spin, lalu merebahkan tubuh kedua anggota itu di bagian belakang mobil Avanza.

Dua orang anggota polisi menaiki mobil itu dan membawa mereka. “Setelah kejadian ternyata dalam kondisi luka, sehingga dibawa ke RS Kramat Jati Polri,” Dirtipidum Bareskrim Polri, Brigadir Jenderal Andi Rian di lokasi.

Sementara, keempat anggota FPI lainnya dibawa dengan menggunakan mobil Xenia. Tiga anggota polisi ikut dalam mobil yang membawa empat anggota FPI. Sementara seorang polisi menaiki mobil derek yang membawa mobil Spin. Di mobil Avanza, dua orang polisi duduk di depan. Seorang polisi duduk di tengah bersama seorang anggota FPI. Tiga anggota FPI sisanya duduk paling belakang. “Mereka tidak diborgol,” kata Andi.

Mobil tersebut sebenarnya akan membawa empat anggota FPI ke Polda Metro Jaya. Namun, di KM 51 tol Jakarta Cikampek, polisi menyebut keempat anggota FPI itu melawan dan berupaya merebut pistol polisi. Lokasi KM 51 menjadi TKP nomor empat yang ditandai Polisi. Menurut polisi, para anggota FPI berupaya merebut pistol anggotanya. Sehingga, polisi akhirnya menembak keempat orang tersebut di dalam mobil.

FPI sebelumnya sudah membantah bahwa anggota dibekali senjata, terlebih senjata api. FPI menganggap hal tersebut sebagai fitnah. “Fitnah besar kalau laskar kita disebut membawa senjata api dan tembak-menembak. Fitnah itu,” ujar Sekretaris Umum FPI Munarman dalam konferensi pers, Senin, 7 Desember 2020.

Munarman mengatakan anggota FPI terbiasa menggunakan tangan kosong bila mempertahankan diri. “Laskar kami tidak pernah dibekali senjata api, kami terbiasa tangan kosong. Kami bukan pengecut,” ujar dia.



[ad_2]

Sumber Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *