[ad_1]
Jakarta, Selular.ID – Smartphone Vivo tipe Y20 di Bandara Internasional Hong Kong (HKCAD) mengalami insiden terbakar, yang direncanakan akan dimuat di pesawat maskapai Hong Kong Airlines/Hong Kong Air Cargo Courier (RH/HX) pada Minggu (11/4) kemarin.
Akibat insiden itu, buntut masalahnya kini sampai ke Indoneisa. Dimana Vivo mengalami larangan oleh Garuda, melalui Surat Pemberitahuan Informasi Kargo Nomor QA/007/IV/2021 dengan tajuk ‘Pelarangan Pengiriman Kargo Mobile phone (HP) Vivo Semua Tipe’.
“Maka bersamaan dengan ini kami sampaikan pelarangan/embargo pengiriman handphone merek tersebut(vivo) melalui kargo udara sampai menunggu hasil proses investigasi oleh otoritas bandar udara Hongkong,” tutur pihak Garuda melalui keterangan resminya, Rabu (14/3).
Adapun ketentuan dari pihak Garuda Indonesia terhadap ponsel Vivo Indonesia ialah :
- Mobile phone (handphone) semua tipe merek Vivo dilarang untuk diterima atau diangkut melalui kargo udara.
- Spare part, aksesoris, dan selubung casing smartphone tanpa lithium battery) dapat diterima dan diangkut melalui kargo udara.
- Petugas Cargo Acceptance (AVSEC) harus memastikan setiap pengiriman mobile phone (handphone) yang akan dikirim tidak terdapat merek Vivo (semua tipe), dibuktikan dengan packing list yang ada dan atau pemeriksaan fisik secara acak (random check).
- Semua unit dan personil operasional kargo agar mengimplementasikan Standard Operationg Procedures (SOP) secara konsisten dan dimonitor dengan baik guna aspek safety dan security tetap terjaga.
Larangan Garuda Indonesia juga menyebut, pengaturan dan prosedur lainnya tetap mengacu pada ketentuan yang tercantum dalam Cargo Handling Manual (CHM), Handling Information Notice (HIN), dan Cargo Handling Information Notice (CIN) yang masih berlaku.
Menurut informasi Garuda Indonesia, Cargo Information Notice ini mulai berlaku untuk seluruh stasiun perwakilan Garuda Indonesia sejak tanggal dikeluarkan. Dan akan berubah jika ada hasil dari investigasi HKCAD, “Dan kami evaluasi kembali dan sampaikan dengna penerbitan CIN yang baru,” tandas Garuda dalam keteranganya.
Vivo Indonesia Merespon
Merespon insiden itu, Vivo Indonesia secara sigap membentuk tim khusus yang bekerja sama dengan otoritas Hong Kong, untuk mencari tahu penyebab kebakaran palet kargo yang diduga berisi ponsel Vivo Y20.
“Kami memberikan perhatian tinggi pada hal ini dan segera membentuk tim khusus untuk bekerja sama dengan otoritas lokal terkait untuk mencari tahu penyebabnya,” ujar Vivo Indonesia melalui keterangan tertulis, hari ini.
lebih lanjut pihaknya menyatakan akan terus memberi informasi terkini tentang isu tersebut dan memastikan bahwa produknya sampai di tangan konsumen dengan standar keamanan dan kualitas tertinggi.
Pihak Hong Kong Air Cargo demi keselamatan, kini juga masih melarang perangkat Vivo dikirim melalui perusahaannya, hingga pemberitahuan lebih lanjut. Dan hingga kini pun belum diketahui penyebab pasti dari insiden kebakaran itu.
Dugaan awal dari kejadian ini disebabkan karena ada kecacatan atau rusak pada baterai lithium-ion yang digunakan pada smartphone tersebut.
Tentu kejadian ini menjadi pukulan telak bagi Vivo, dimana brand ini menjadi pemuncak di Indonesia, yang berdasarkan laporan Canalys dalam laporanya untuk kuartal IV-2020, mencatat Vivo berhasil mendominasi ponsel pintar di tanah air dari sisi pengiriman (shipment). Pangsa pasar Vivo mencapai 25% di tanah air, diikuti oleh rivalnya Oppo pada peringkat kedua dengan pangsa pasar 24%.
[ad_2]
Sumber Berita