[ad_1]
TEMPO.CO, Jakarta – Duta Besar Indonesia untuk Singapura, Suryopratomo, menceritakan kedekatannya dengan Toriq Hadad, Direktur Utama PT Tempo Inti Media Tbk yang meninggal pada Sabtu, 8 Mei 2021. Suryopratomo mengaku mengenal dan dekat dengan Toriq sejak awal masuk Institut Pertanian Bogor pada 1979.
“Orang yang setiap kali dekat dengan saya baik di saat kuliah atau pun sedang istirahat, makan, jalan, atau main itu Toriq,” kata pria yang akrab disapa Tommy ini dalam acara virtual “Mengenang Toriq Hadad: Dia yang Tak Melampaui Batas” di kanal Youtube Tempo, Jumat, 14 Mei 2021.
Tommy bercerita, ia dan Toriq masuk IPB dari tanpa melalui seleksi penerimaan, melainkan dipilih dari sekolah. Rektor IPB ketika itu, Andi Hakim Nasution, membuat pola pencarian mahasiswa ke sekolah-sekolah menengah atas (SMA).
Menurut Tommy, Toriq Hadad adalah sosok yang asyik, cepat akrab dengan orang lain, dan selalu berbicara apa adanya. Tommy dan Toriq juga sama-sama menggemari sepak bola sehingga kerap bermain bersama. Tommy berujar, ia dan Toriq kerap membicarakan sepak bola di waktu-waktu istirahat.
“Saya ingat Toriq itu asalnya dari Pasuruan dan dia bercerita bagaimana anak-anak Pasuruan itu sering bermimpi menjadi Risdianto (mantan pemain tim nasional Indonesia di era 1970-an),” kata Tommy yang kelahiran Bandung, Jawa Barat.
Tommy mengatakan pembicaraannya dengan Toriq ihwal sepak bola sangat intens. Ia mengatakan topik soal sepak bola inilah yang membuat mereka berdua menjadi lebih akrab.
Tommy dan Toriq juga banyak menghabiskan waktu bermain sepak bola bersama. Tommy bercerita, lapangan bermain bola bersama sebenarnya berlokasi di sebelah kiri gedung IPB di Baranangsiang. Namun lantaran tanah lapang di lokasi itu tidak rata, mereka bermain di lapangan di depan kantor rektorat.
“Kami main di sana, tapi kemudian Pak Andi Hakim marah kemudian kami dikejar-kejar satpam kami bubar,” kata Tommy.
Tommy melanjutkan, ia dan Toriq tak pernah bicara mimpi mereka menjadi wartawan. Ia pun mengaku kaget kaget ketika ternyata mereka sama-sama menjadi wartawan. Toriq Hadad menjadi wartawan Tempo, sedangkan Tommy mengawali karier di Kompas.
“Yang ndilalah membuat perjalanan kami makin dekat lagi, dia pernah liputan olahraga, saya juga delapan tahun sebagai wartawan olahraga,” ujarnya.
Tommy mendapat kabar Toriq jatuh sakit dari mantan Pemimpin Redaksi Tempo Wahyu Muryadi. Biasanya, kata Tommy, Toriq masih merespons obrolan di grup Whatsapp mereka meskipun sakit.
“Tapi kali ini sama sekali tidak memberikan respons apa pun (di grup Whatsapp), jadi memang kondisinya agak parah dan ternyata dia telah mendahului kita,” kata Suryopratomo.
Baca juga: Direktur Utama PT Tempo Inti Media Toriq Hadad Meninggal
BUDIARTI UTAMI PUTRI
[ad_2]
Sumber Berita