[ad_1]
TEMPO.CO, Ponorogo – Menteri Sosial Tri Rismaharini mengatakan bahwa kemandirian warga, terutama yang kurang mampu, dan penyandang disabilitas perlu terus ditingkatkan. Dengan demikian, mereka dapat memenuhi kebutuhan dan keluar dari kemiskinan.
“Tidak bisa tergantung pada orang lain dan ini tidak bisa diteruskan,” kata dia saat melakukan kunjungan kerja di panti sosial penampung para difabel di Desa Krebet, Kecamatan Jambon dan Desa Karangpatihan, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Minggu, 27 Desember 2020.
Oleh karena itu, bekas Wali Kota Surabaya ini tidak hanya membagikan paket sembako bagi mereka. Namun, juga seperangkat alat pembuat batik dan bibit lele. “Saya punya bibit lele untuk mereka, nanti kita lihat progress-nya, kalau bagus bisa diberdayakan untuk yang lain,” ujar dia.
Risma juga menyiapkan program pendampingan bagi para penerima bantuan. Terutama yang bertujuan mengembangkan dan meningkatkan ketrampilan untuk menopang perekonomian. Ke depan, Risma berharap agar penilaian dan pemanfaatan bantuan dari pemerintah yang selama ini kurang baik berangsur berubah.
“Kalau (pejabat) ke sini (suatu lokasi diidentikkan) memberi bantuan, bukan begitu. Saya kepingin bantuan ini sustainable, bisa terjaga,” kata Risma.
Agar bantuan pemerintah tepat sasaran dan sesuai kebutuhan warga, Kementerian Sosial melibatkan pihak akademisi. Risma menyatakan bahwa sempat berkoordinasi dengan Rektor Universitas Papua; Universitas Nusa Cendana, Kupang; dan Universitas Cenderawasih di Jayapura untuk mengetahui kondisi di sana.
“Yang memahami kondisi penduduk setempat itu ya kajian dari universitas. Saya tidak ingin salah saat memberikan kebijakan untuk menangani masalah di situ,” ujar dia.
NOFIKA DIAN NUGROHO
[ad_2]
Sumber Berita