[ad_1]
TEMPO.CO, Jakarta – Kolaborasi Warga Jakarta yang mendukung Anies Baswedan, Andi Sinulingga, menganggap ada dua makna di balik bergulirnya isu Puan Maharani-Anies Baswedan sebagai pasangan calon presiden-wakil presiden di 2024. Pertama, Andi menilai isu itu digulirkan demi menutupi isu persaingan antara Puan dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di internal PDI Perjuangan.
“Isu Puan-Anies ini bisa dimaknai upaya untuk menutup isu Ganjar di kandang Banteng yang sudah seminggu ini masih menghiasi perbincangan publik,” kata Andi dalam keterangannya, Ahad, 30 Mei 2021.
Kedua, Andi mengatakan isu Puan-Anies ini berpotensi mendongkrak popularitas Puan Maharani sebab akan menjadi perbincangan publik secara luas. Namun politikus Golkar ini berpendapat idealnya Anies yang menjadi calon presiden, sedangkan Puan wakilnya.
Andi beralasan, elektabilitas Gubernur DKI Jakarta itu lebih tinggi ketimbang Puan. Dalam sejumlah survei, elektabilitas Anies Baswedan bertengger di posisi tiga besar, berkejaran dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
“Isu Puan-Anies ini jika bergulir berpotensi mendongkrak popularitas Puan, meski yang paling ideal itu adalah Anies-Puan karena elektabilitas lebih Anies jauh lebih tinggi,” kata Andi.
Ia pun mengatakan komposisi ini sekaligus memberikan kesempatan kepada kelompok religius untuk bergantian memimpin Indonesia. “Bergantianlah biar kelompok religius memimpin berpasangan dengan PDIP yang klaimnya nasionalis,” ujar Andi.
Politikus PDI Perjuangan Effendi Simbolon sebelumnya mengusulkan Puan Maharani maju sebagai calon presiden 2024 berpasangan dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Effendi mengklaim telah secara resmi mengusulkan hal ini.
Dia sekaligus menanggapi isu yang berkembang tentang skenario koalisi PDIP dan Partai Gerindra dengan calon presiden Prabowo Subianto, sedangkan Puan mengincar posisi cawapres.
“Saya punya usul, saya bilang Mbak Puan itu dipasangkannya harus sama Anies. Jangan lagi Prabowo. Jadi Puan capres, Anies cawapres,” kata Effendi dalam diskusi virtual “Crosscheks”, Ahad, 30 Mei 2021.
Effendi menjelaskan, jika PDIP berkoalisi dengan Gerindra dengan calon Prabowo dan Puan, suara kedua partai masih kurang dari 40 persen. Ia mengatakan pasangan ini masih berpotensi kalah jika hanya ada dua calon presiden.
Namun jika Puan berpasangan dengan Anies, kata Effendi, partai-partai pendukung Anies dapat memperkuat koalisi bersama PDIP. Ia mengatakan komposisi ini tak memiliki celah kekalahan karena menandakan bersatunya kelompok nasionalis dan religius. “Jadi kali ini Gerindra ikut mendukung lah di belakang,” kata Effendi.
[ad_2]
Sumber Berita