Yogyakarta, Gatra.com – Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta sekolah tatap muka di kota pelajar itu dimulai setelah para guru tuntas divaksin.
“Kita persiapkan. Persyaratan saya itu guru harus divaksin,” ujar Sultan di kompleks kantor Pemda DIY, Kepatihan, Kota Yogyakarta, Jumat (4/6).
Menurut Sultan, setelah pembelajaran tatap muka (PTM) berlangsung, para guru pun harus kembali menjalani tes usap Covid-19 untuk mengetahui kondisi mereka.
Jika ditemukan guru positif Covid-19, sekolah tatap muka dapat dihentikan. “Nanti hari ke-5 waktu PTM diswab. Begitu positif, close (ditutup), untuk tidak menular,” tuturnya.
Sejumlah SMA/SMK di DIY telah memulai uji coba pembelajaran tatap muka. Pelaksanaannya dengan menerapkan protokol kesehatan dengan ketentuan kapasitas kelas dan jumlah siswa.
“Ini cara mengatur ruang, mengatur anak-anak, sudah kita cobakan semua pada anak-anak SMA. Ternyata sampai berakhir tidak ada yang positif,” kata dia.
Uji coba tersebut akan menjadi patokan kebijakan dan persiapan dimulainya sekolah tatap muka, termasuk untuk jenjang SD dan SMP. Jika dimulai, sekolah tatap muka harus diawasi secara ketat.
“Ini untuk menjaga anak-anak kita. Makin kecil, pemahamannya makin kurang. Yang deeasa diomongi mungkin bisa, anak SD kelas 1-2 kan susah. Di situ perlu hati-hati, perlu izin orang tua,” katanya.
Hingga kini, kasus Covid-19 masih tinggi. Dalam 24 jam terakhir hingga Jumat ini,Pemda DIY menemukan 299 kasus Covid-19 dari 1.490 orang yang dites usap. “Total kasus terkonfirmasi menjadi 45.738 kasus,” kata Juru Bicara Penanganan Covid-19 untuk Pemda DIY Berty Murtiningsih
Adapun penderita yang sembuh sebanyak 161 kasus, sehingga total sembuh menjadi 42.057 kasus. Saat ini terdapat 2.473 kasus aktif atau warga yang masih positif Covid-19 di DIY.
“Penambahan kasus meninggal sebanyak 5 kasus, sehingga total kasus meninggal menjadi 1208 kasus,” ujar Berty.
