[ad_1]
MATRANEWS.id — Kawasan Bambu Apus disebut habitat baru bagi pengembangbiakan Kelinci Jakarta. Selama pandemi Taman pun dibuka hanya pada hari Selasa, Kamis, dan Jumat pagi pukul 08.00-09.00 WIB, itupun harus mendaftar dulu.
Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta membuat pengelola Taman Kelinci terpaksa membatasi jumlah wisatawan yang berkunjung.
Taman pun dibuka hanya pada hari Selasa, Kamis, dan Jumat pagi pukul 08.00-09.00 WIB.
Sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), pengelola Taman Kelinci telah memiliki kewenangan untuk memberikan tarif masuk wisatawan sesuai dengan Pergub Nomor 64 Tahun 2017 tentang tarif BLUD pada parameter edukasi wisata.
Tarif yang ditetapkan seharga Rp5.000 untuk sekali masuk dan Rp5.000 untuk pakan kelinci. Tapi selama pandemi, wisatawan bisa masuk secara gratis. Maksimum jumlah pengunjung rombongan sebanyak sepuluh orang, itu pun harus daftar dulu lewat website.
Adapun caranya mendaftar via https://bit.ly/3p7q6C4. Harus mengisi formulir ini: klik
Tak kurang 188 ekor kelinci dari berbagai ras menghuni taman seluas 2 hektare di Kantor Pusat Pelayanan Kesehatan Hewan dan Peternakan (Pusyankeswanak) Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Peternakan (KPKP) DKI Jakarta, Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur.
Kita bisa berinteraksi secara langsung dengan kelinci-kelinci yang lucu dipandu oleh perawat ternak yang terlatih.
Bisa memberi makan, bermain-main dengan kelinci dan berfoto dengan nuansa instragramble. Kelincinya juga sehat dan lincah. Berinteraksi dengan kelinci, yang biasanya identik dengan kawasan sejuk dan dingin.
Tidak hanya sebagai pelepas kepenatan dari rutinitas kerja, tapi kita juga bisa mengajarkan anak-anak kita tentang rasa tanggung jawab, kasih sayang serta keterampilan beternak.
Suasananya mirip habitat kelinci yang ada di kawasan Lembang Kabupaten Bandung Barat, Ciwidey Kabupaten Bandung dan Malang Jawa Timur. Kelinci-kelinci itu bisa beradaptasi dengan suhu yang relatif panas di Jakarta.
Jenisnya beragam, ada ‘flemish giant‘ yang merupakan kelinci bertubuh besar, jenis ‘rex‘ dengan tampilan bulu cantik dan halus. Newzeland White yang identik dengan corak putih bersih.
Ada juga kelinci satin yang berasal dari Amerika Serikat berjenis kelinci hias dan pedaging. Terakhir adalah kelinci berjenis rex yang berbulu tipis dan lembut.
Tertarik dengan hewan herbivora itu dan punya hati merawat kelinci?
Ada tiga unit kandang kelinci di lokasi itu. Satu lokasi di bagian depan sebagai area pertunjukan dan dua kandang utama berada di bagian belakang kebun.
Setiap kandang didesain sederhana menggunakan kerangka kayu dan jaring agar sirkulasi udara bersifat terbuka.
Pengecekan suhu kandang dilakukan secara rutin untuk memastikan suhu ideal bagi kelinci rata-rata berkisar 20-30 derajat celsius.
Sekitar kandang dikelilingi pepohonan hijau dari jenis bambu hingga tanaman produktif untuk menjaga udara tetap adem.
Banyak pepohonan, mereka terlindungi. Lokasinya bersih dan steril. Kandang dengan tinggi berkisar 1-2 meter dari atas tanah itu dilengkapi dengan talang pembuangan urine kelinci.
Kelinci di sini dilatih berdiri saat ada orang yang mengarahkan kamera ponsel ke wajah kelinci. Pelatihan atraksi kelinci dimulai sejak Oktober 2020 dan dirangkai promosi melalui media sosial.
Di tempat ini, pengunjung bisa berinteraksi dengan kelinci, mulai dari menggendong hingga memberi makan.
Bahkan pengunjung juga bisa membawa pulang pupuk organik cair dari urine kelinci untuk program Go Farm yang dicanangkan oleh Pemprov DKI Jakarta.
Saat ini tidak kurang dari 77 botol berisi pupuk organik cair tersedia di pintu masuk taman. Pupuk tersebut bisa dibawa pulang pengunjung. Seru deh.
[ad_2]
Sumber Berita