Asahan, Gatra.com – Puluhan aktivis mahasiswa dan pemuda dari Gerakan Muda Perkumpulan Persaudaraan Masyarakat Asahan (GM-PPMA) menggelar aksi demo terhadap kinerja 100 hari Bupati Asahan, Sumatera Utara. Mereka mendesak untuk bertemu dengan Bupati yang terpilih dalam Pilkda 2020 tersebut yang mereka nilai tidak memiliki kinerja. “Kami kecewa. Sudah 100 hari menjabat sebagai Bupati apapun tidak ada yang dikerjakan,”teriak para pendemo, dihalaman kantor Bupati Asahan, Selasa (8/7).
Para pendemo menyebutkan, dari hasil survey mereka hampir ke seluruh desa di daerah ini Infrastruktur masih mengalami kondisi yang luluh lantak, pelayanan publik dianggap masih buruk dan belum ada apapun yang dilakukan oleh pemerintah daerah. “Kami minta Bupati hadirkan kemari, jangan saat Pilkada saja dia butuh suara rakyat dia menemui rakyat, tapi ketika rakyat menyampaikan aspirasi Bupati tidak mau menemui rakyat nya,”ungkap aktivis.
Bahkan dalam statement tertulisnya mereka menilai kinerja pemerintah daerah bukan semakin membaik tapi semakin buruk. Diantaranya mereka membeberkan soal buruknya infrastruktur jalan di tengah kota. Namun sampai sekarang tidak ada upaya pemerintah daerah untuk memperbaikinya. Bisa dibayangkan, tulis aktivis dalam statementnya, jika ditengah kota saja tidak ada perhatian Pemkab Asahan, lantas bagaimana bisa memperhatikan 25 kecamatan dengan 204 desa dan kelurahan.
Hasil survey mereka di 25 kecamatan terkait infrastruktur dan pelayanan publik ternyata masih jauh dari kata baik, akses jalan di kecamatan Sei Kepayang, Air Batu, Pulau Rakyat, Bandar Pulau, Aek Ledong, apalagi kecamatan Teluk Dalam, infrastruktur mengalami rusak parah. Disaat musim hujan mereka menyebutnya bagaikan kubangan kerbau.
Sementara itu dalam demo yang dikawal ketat aparat Satpol PP, Kepolisian dan TNI, sempat terjadi aksi tolak antara petugas pengawalan dan para pendemo. Bahkan Wakil Bupati Asahan, Taufik ZA Siregar yang didampingi Sekda Jhon Hardy Nasution dan Kepala Bapeda Pemkab Asahan, Zainal Arifin Sinaga sempat ikut tertolak oleh massa pendemo karena ketiga pejabat tersebut berada ditengah kerumunan massa.
Aksi demo yang menuntut Bupati Asahan, Surya untuk hadir menghadapi pendemo, sempat ditengahi oleh Wakil Bupati Asahan, Taufik ZA. Namun mantan Sekdakab Asahan ini ditolak untuk bicara mewakili Bupati Asahan. Mega Phone yang sempat ditangan pejabat ini ditarik oleh aktivis.
Serunya meski mereka menolak Taufik untuk bicara, namun Wakil Bupati Asahan ini mendapat sanjungan dari para aktivis. Karena beberapa kali mereka berunjuk rasa, saat masih menjabat sebagai Sekda, Wakil Bupati Asahan tersebut selalu berani tampil menghadapi para aktivis. “Kami cukup salut dengan pak Wakil sejak menjadi Sekda selalu berani hadir untuk mengapresiasi aspirasi mahasiswa,”kata orator demo.
Hingga demo berakhir, Bupati Asahan, Surya tidak menemui para aktivis. Terpisah, Sekdakab Asahan, Jhon Hardy Nasution beralasan, Bupati tidak bisa menemui para pendemo karena Bupati Asahan sedang menghadiri rapat Pembekalan Kepemimpinan Pemerintahan Dalam Negeri secara virtual di rumah dinas. “Sudah sejak kemarin Bupati rapat itu. Rencananya bahkan rapat berlangsung sampai tanggal 11 Juni,” pungkas Sekda.