#  

Dubes Cina: Ekspor Pertanian Indonesia ke Cina Surplus $1,7M

[ad_1]

Jakarta, Gatra.com – Duta Besar Cina untuk Indonesia, H.E. Xiao Qian mengakui, necara perdagangan sektor pertanian Indonesia ke Cina surplus sebanyak US$1,7 miliar. Di tahun 2020, nilai ekspor pertanian Indonesia ke Cina mencapai US$5.9 miliar. Sedangkan, ekspor Cina ke Indonesia untuk sektor yang sama hanya sebesar US$2,5 miliar.

“Produk pertanian asal Indonesia banyak masuk dan disukai masyarakat Cina, kedepan diharapkan kerjasama ini dapat terus ditingkat,” kata Xiao Qian saat melakukan pertemuan dengan Menteri Pertanian secara virtual di Jakarta, Senin (10/5).

Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kementerian Pertanian mencatat, ragam jenis produk pertanian asal Indonesia yang diekspor berasal dari sub sektor tanaman pangan, sub sektor hortikultura, sub sektor hortikultura, serta sub sektor peternakan. Dari mulai kacang hijau, ubi kayu, manggis, kelapa sawit, hingga pakan ternak. Sebaliknya, komoditas pertanian yang diimpor dari Cina hanya berupa bawang putih, pir, gingseng, dan gelatin.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyebutkan sebagai penghasil produk pertanian khas tropis, pemerintah gencar melakukan peningkatan produksi. Beberapa komoditas yang terus didorong antara lain buah manggis, nanas, pisang, salak, porang, serta sarang burung walet (SBW).

“Sebagai mitra dagang strategis tentunya kami berharap dapat terus meningkatkan ekspor pertanian melalui kerjasama baik investasi, ekspor dan lainnya,” ucap SYL.

Menurutnya, saat ini terdapat 23 perusahaan eksportir yang telah berhasil mengantongi ijin dari otoritas kepabeanan dan karantina pemerintah Cina (General Administration of Customs of the Republic of China/GACC). Sehingga, dapat melakukan ekspor SBW secara langsung. 20 perusahaan lainnya masih menunggu persetujuan untuk hal yang sama.

“Sesuai perjanjian dengan pemerintah Cina, kami melalui Badan Karantina Pertanian memberikan pendampingan teknis secara penuh. Indonesia adalah penghasil SBW terbesar di dunia dan Cina adalah pasar terbesar kami,” jelasnya.

Dalam pertemuan itu, SYL juga mengajak pemerintah Cina untuk berinvestasi di sektor pertanian. Pasalnya, saat ini baru tercatat 20 investor asal Cina yang menanamkan modalnya di bidang pangan dan obat hewan serta budidaya pertanian.

“Mudah-mudahan pertemuan ini bisa jadi tindak-lanjut untuk kita lebih intens berkomunikasi, khususnya soal perluasan kerjasama baik investasi dan ekspor pertanian,” ujarnya.


 


Reporter: Ryan Puspa Bangsa

Editor: Rosyid


[ad_2]

Sumber Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *