[ad_1]
“Angin kencang berakibat gelombang tinggi, sehingga mengancam keselamatan kita mencari ikan di laut. Selain nelayan yang terdampak, gelombang tinggi yang menerjang pesisir juga pasir sepanjang pantai terjadi pengikisan,” ujar Rahmadi (42), salah seorang nelayan setempat kepada Gatra.com, Jumat (25/12).
Nelayan lainnya Herman juga mengaku hal yang sama. Cuaca buruk seakan menghilangkan pekerjaan utamanya sebagai nelayan. “Saat cuaca buruk ini kami hanya bisa menganggur. Padahal kita semua hanya mengandalkan ikan untuk hidup,” kata Herman.
Baik Rahmadi ataupun Herman sama-sama mengamini, jika cuaca baik para nelayan di sini bisa mendapatkan ikan tangkapan antara 50 kg sampai satu kuintal. “Kalau ndak kita ngecek perahu dan alat tangkap yang rusak karena gelombang,” jelasnya.
Berharap hal yang sama seperti pengalaman-pengalaman sebelumnya, para nelayanpun hanya menunggu solusi dan jalan tengah dari pemerintah untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari selama cuaca buruk ini.“Kita berharaplah agar pemerintah juga bisa ikut membantu, paling tidak kasih kita pekerjaan sampingan,” harapan Rahmadi dan Herman.
Gelombang tinggi berdampak pada abrasi pantai, yakni mencapai 10 meter lebih hingga ke pemukiman nelayan. Nelayan terpaksa menyandarkan perahu ikannya hingga badan jalan. “Kita tutup jalan ini untuk jadi parkir perahu. Kalau ditambakan di pinggir pantai malah perahu bisa rusak atau terbawa gelombang,” terang Herman.
Kepala Desa Kuranji Dalang Sukadin menyatakan, setiap tahun selalu terjadi angin besar dan gelombang tinggi datang yang mengakibatkan terjadinya abrasi pantai. “Karena itu kita berencana membuat penahan ombak dari karung pasir dan memperbanyak terumbu karang. Kita nanti koordinasi dulu dengan pihak terkait soal rencana pembangunan penahan ombak ini,” ungkapnya.
Kades yang diketahui cukup kreatif ini mengaku adanya penahan ombak itu akan membuat warga aman, karena akan mengurangi abrasi pantai. Dengan adanya penahan ombak dari karung pasir, warga tentu semakin aman dari ancaman abrasi laut.
Reporter: Hernawardi
Editor: Bernadetta Febriana
[ad_2]
Sumber Berita