[ad_1]
INFO NASIONAL – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar mengunjungi Alas Kedaton untuk bertemu dengan perangkat Desa Kukuh Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, Bali, Sabtu 29 Mei 2021. Ini lanjutan dari kunjungan sebelumnya di Desa Kukuh Kecamatan Kerambitan.
Gus Menteri, sapaan akrabnya, ditemani Nyai Lilik Umi Nasriyah dan Wakil Bupati Tabanan I Made Edi Wirawan bertemu dengan warga dan para pendamping desa. Di tempat ini dia juga menyerahkan plakat penghargaan kepada desa yang telah menyelesaikan proses pendataan SDGs Desa.
Menteri Desa berharap proses upload data dan pendataan desa berbasis SDGs bisa segera dituntaskan. Pasalnya, jika perencanaan pembangunan desa berbasis data untuk menyusun program.
Perencanaan pembangunan yang ideal berdasarkan masalah yang dihadapi oleh desa agar sasaran pembangunan bisa terpenuhi. “Kunci untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat adalah data,” ujarnya.
Data yang sifatnya mikro validasinya terpercaya karena lebih detail datanya mengenai kondisi warga dan desa. Dengan basis data ini maka jadi dasar yang baik untuk menentukan perencanaan pembangunan. “Saya ingatkan sekali lagi, jangan sekali-kali menentukan rencana pembangunan keluar dari akar budaya masyarakat desa,” kata Doktor Honoris Causa dari UNY ini.
Gus Menteri meyakini perencanaan berbasis akar budaya maka serangan budaya apapun akan bisa diatasi.”Ini poin ke-18 SDGs Desa yaitu Lembaga Desa Dinamis dan Budaya Desa Adaptif,” ujarnyai.
Bali ada salah satu contoh terbaik untuk Budaya Desa Adaptif. Buktinya meski wisatawan mancanegara datang dari berbagai penjuru, masyarakat Bali masih menggunakan baju adat dan menjalankan rutinitas sembahyang.
Hingga hari ini, dalam satu menit sekitar 50 ribu data yang diterima oleh Big Data Kemendes PDTT. Turut hadir dalam pertemuan itu, PLT Dirjen Pembangunan Desa dan Perdesaan Rosyidah Rachmawati, PLT Kepala BPSDM Jajang Abdullah, dan Kepala Balai Pelatihan Masyarakat Denpasar Samuel Sine.(*)
[ad_2]
Sumber Berita