[ad_1]
TEMPO.CO, Jakarta – Harun Al Rasyid mengirimkan pesan kepada Ketua KPK Firli Bahuri pada Selasa, 25 Mei 2021. Dalam pesan itu, Harun ingin menagih hadiah yang pernah dijanjikan Firli pada 2018.
“Hari ini saya mengingatkan janji sahabatku. Berikanlah hak terbaik untuk diriku dan 74 orang sahabat kita,” kata Harun menirukan kembali isi pesan itu, Kamis, 27 Mei lalu.
Beberapa jam sebelum Harun mengirimkan pesan, KPK mengumumkan pemecatan 51 dari 75 pegawai KPK yang tak lulus tes wawasan kebangsaan alias TWK. Sebanyak 24 pegawai lain bisa diangkat menjadi aparatur sipil negara (ASN) asalkan bersedia mengikuti program pembinaan. Harun termasuk di antara pegawai KPK yang dipecat karena nilai tesnya dianggap buruk.
Terlibat dalam banyak operasi tangkap tangan, Harun sampai dijuluki “Raja OTT” oleh Firli Bahuri. “Penahbisan” itu terjadi pada 2018, ketika Harun menjadi penyelidik yang paling banyak menangkap penyuap dan penerima suap. Pada saat itu juga Firli disebut berjanji memberikan hadiah kepada Harun atas prestasinya tersebut. Waktu itu Firli menjabat Deputi Penindakan KPK, atasan Harun.
Tapi janji tinggal janji. Membalas pesan Harun, Firli mengklaim tak bisa berbuat banyak karena semua terjadi atas kuasa Tuhan. “Kita bersyukur dengan apa yang telah diberikan kepada kita. Semua titipan,” ujar Harun menirukan isi pesan Firli. Harun membalas jawaban Firli dengan meminta 75 pegawai yang tak lulus TWK tetap dilantik pada 1 Juni 2021. Hingga kini, pesan itu tak berbalas.
KPK menggelar TWK sebagai syarat alih status pegawai KPK menjadi ASN. Alih status ini merupakan buntut dari Undang-undang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi terbaru.
Tim Indonesialeaks memperoleh cerita Firli diduga ngotot memasukan TWK sebagai syarat kelulusan. Padahal, dalam banyak pertemuan membahas alih status tak pernah muncul ide tes ini.
Materi tes yang seharusnya berisi nilai-nilai kebangsaan malah aneh. Urusan pribadi, dari keluarga hingga seksualitas, menjadi pertanyaan dalam sesi wawancara. Seorang pegawai senior mengaku mematahkan kaki kursi saat wawancara berlangsung. Ia menggebrak meja dan kursinya karena si pewawancara mengungkit kisah perceraian dengan istrinya.
Firli juga ditengarai sudah mengincar beberapa pegawai agar tak diluluskan. Ada beberapa klaster pegawai yang sudah masuk daftar agar tak lulus. Firli Bahuri membantah mengincar pegawai agar tak lulus. “Apa kepentingan saya membuat list orang?” kata Firli. Kenyataannya, nama-nama yang sejak awal diincar untuk dibuang sekarang memang tersingkir.
Bagaimana cerita lengkap Firli Bahuri diduga merancang TWK? Baca selengkapnya di Majalah Tempo edisi terbaru.
Baca juga: Firli Bahuri Tegaskan Kelulusan TWK Tergantung Usaha
Liputan ini merupakan kolaborasi konsorsium Indonesialeaks. Yaitu Jaring.id, Tirto.id, Majalah Tempo, Koran Tempo, Tempo.co, The Gecko Project, KBR, Suara.com, Independen.id.
[ad_2]
Sumber Berita