[ad_1]
Sejak saat itu, Theo didiagnosis mengidap penyakit kelainan darah turunan. Penyebabnya akibat mutase DNA yang membuat hemoglobin pembawa oksigen ke seluruh tubuh.
“Pada awalnya orang tua saya mengobati saya di Rumah Sakit (RS) swasta dengan biaya yang tidak sedikit. Bahkan untuk biaya, orang tua saya menjual aset dan barang-barang yang dimiliki keluarga karena pengobatan thalasemia cukup mahal,” ujar Theo.
Kemudian, dokter menyarankan Theo untuk berobat rutin ke RS Dr. Soetomo karena biayanya relatif lebih rendah dari RS swasta. Meski tetap saja membutuhkan biaya besar. Akhirnya, sekitar 2014-2015, dokter RS Dr. Soetomo memberi saran pada Theo untuk mendaftar sebagai peserta JKN-KIS dari pemerintah.
Sejak itu, orang tua Theo menjadi lebih lega karena seluruh biaya pengobatan dan perawatan Theo ditanggung BPJS Kesehatan. Saat ini Theo terdaftar sebagai peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) dari Pemkot Surabaya.
“Ya ibaratnya, hidup saya tergantung pada BPJS Kesehatan. Karena penderita thalasemia harus melakukan pengobatan seumur hidup. Sejauh ini pelayanan yang saya terima baik-baik saja, tidak ada diskriminasi sama sekali dan tidak dipersulit,” ujar Theo.
Theo mengucapkan terima kasih kerena program JKN-KIS meringankan bebannya. Pasalnya, apabila tidak menggunakan JKN-KIS, ia harus mengeluarkan biaya sekitar Rp 1,5 juta untuk perawatan dan sekitar Rp 6 juta buat obat. Sebelum ini ia melakukan kontrol rawat jalan sebulan tiga kali. Saat ini, ia juga bersyukur masih diberikan nikmat hidup.
Reporter: Fatma
Editor:
[ad_2]
Sumber Berita