[ad_1]
TEMPO.CO, Jakarta – Juru Bicara Menteri Pertahanan Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak, menuding pihak yang membocorkan draf Rancangan Perpres soal modernisasi alutsista sengaja ingin menebar kebencian dan gosip politik.
“Kami sesali ada pihak-pihak yang membocorkan dan menjadikan dokumen tersebut menjadi alat politik untuk mengembangkan kebencian politik dan gosip politik yang penuh dengan nuansa political jealousy. Kementerian Pertahanan akan mengusut siapa yang bertanggungjawab menyebarkan dokumen tersebut sehingga menjadi simpang siur di publik,” ujar Dahnil lewat keterangan tertulis, Senin, 31 Mei 2021.
Dalam draf Rancangan Perpres tentang Pemenuhan Kebutuhan Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia Tahun 2020-2024 yang beredar, kebutuhan anggaran Alpalhankam untuk Renstra 2020-2044 mencapai USD 124 miliar atau setara dengan Rp 1.773 triliun. Rencana skema pendanaan berasal dari pinjaman luar negeri.
Kemenhan enggan mengonfirmasi anggaran sebesar Rp1,7 kuadriliun tersebut, tapi hanya membenarkan skema pinjaman luar negeri. “Pembiayaan yang dibutuhkan masih dalam pembahasan dan bersumber dari pinjaman luar negeri. Nilainya nanti dipastikan tidak akan membebani APBN, dalam arti, tidak akan mengurangi alokasi belanja lainnya dalam APBN yang menjadi prioritas pembangunan nasional,” ujar Dahnil.
Ia menyebut, pinjaman yang kemungkinan akan diberikan oleh beberapa negara ini diberikan dalam tenor yang panjang dan bunga sangat kecil serta proses pembayarannya menggunakan alokasi anggaran Kemhan yang setiap tahun yang memang sudah dialokasikan di APBN, dengan asumsi alokasi anggaran Kemhan di APBN konsisten sekitar 0,8 persen dari PDB selama 25 tahun ke depan.
“Semua formula di atas tentunya masih dalam proses pembahasan bersama para pihak yang terkait. Bukan konsep yang sudah jadi dan siap diimplementasikan,” ujar Dahnil.
Dahnil menyebut, modernisasi alutsista sangat urgen mengingat 60 persen Alpalhankam sudah sangat tua dan usang serta memprihatinkan. Karena itu, Kementerian Pertahanan mengajukan sebuah formula modernisasi Alpahankam melalui reorganisir belanja dan pembiayaan Alpalhankam.
Reorganisir belanja dan pembiayaan Alpalhankam ini rencananya akan dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan melalui mekanisme belanja Alpalhankam lima renstra dibelanjakan pada satu renstra pertama, yaitu 2020-2024 sehingga postur pertahanan ideal Indonesia bisa tercapai pada tahun 2025 atau 2026, dan postur ideal tersebut bertahan sampai 2044.
“Apabila dianologikan, formula belanja ini ibarat membangun rumah. Kita membiayai pembangunan rumah dalam waktu tertentu kemudian jadi satu rumah yang ideal, bukan membangun secara mencicil pembangunannya, mulai dari jendelanya dulu, nanti ada duit lagi baru bangun pintunya dan seterusnya,” ujar jubir Prabowo tersebut.
[ad_2]
Sumber Berita