Karanganyar, Gatra.com – Kemenag Kabupaten Karanganyar meminta manajemen ponpes terbuka perihal data masuk dan keluar santri. Mobilitas tersebut harus melalui pengawasan ketat untuk mencegah meluasnya penularan Covid-19.
Kepala Kantor Kemenag Karanganyar Wiharso mengatakan para santriwan dan santriwati sudah mulai masuk asrama usai libur ramadan dan lebaran. Protokol kesehatan wajib dilakukan, seperti menjalani tes kesehatan dan karantina.
Dalam hal ini, Kemenag berhak tahu. Namun sayangnya belum semua ponpes aktif melaporkan perkembangan di lingkungan pendidikannya.
“Selalu kita tekankan harus berkoordinasi dengan puskesmas. Santri-santri itu tidak hanya asal Karanganyar namun juga luar kota. Wali santri tidak boleh menjenguk. Jumlah santri yang pulang ataupun masuk harap dilaporkan, supaya ikut mengawasi. Jika kenapa-kenapa, kita bisa bantu cari solusinya. Terutama terkait masalah di masa pandemi,” katanya kepada Gatra.com, Senin (24/5).
Sejauh ini belum semua data mobilitas santri di Ponpes diterimanya. Data sementara menunjukkan santri PPTQ Darul Salam unit Putri di Mojogedang yang sudah datang ke ponpes pada Sabtu (22/5).
Lalu Darul Amal Jatiyoso dan Hidayatul Ulum Karangpandan. Kemudian Al Muchlisin Tegal Gede pada 20 Mei, Imam Bukhori Gondangrejo 22 Mei, Al Ilyas Tegal Arum sudah masuk tanggal 23 Mei.
“Lalu Al Kharimah utara Lalung 23 Mei sudah masuk,” kata Wiharso.
Bupati Karanganyar, Juliyatmono meminta pengelola pondok pesantren di Karanganyar untuk melakukan karantina terlebih dahulu terhadap santri dari luar Karanganyar yang sudah masuk asrama.
“Didata supaya Puskesmas juga tahu. Hal ini dilakukan untuk memberi rasa nyaman bagi santri pada saat membaur di asrama,” katanya.