#  

Kemenkop UKM Ungkap 2 Ciri UMKM yang Bertahan saat Pandemi

[ad_1]

TEMPO.CO, Jakarta – Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berpotensi selamat dari hantaman pandemi jika bergegas memanfaatkan teknologi digital. Inovasi produk juga dibutuhkan untuk bertahan.

Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Hanung Harimba Rachman, mengatakan tak banyak pelaku UMKM yang bertahan setelah pandemi merebak. Permintaan terhadap produk mereka menurun. Di sisi lain kebutuhan bahan baku sulit didapatkan.

“Yang mampu bertahan adalah UMKM yang beradaptasi terhadap perubahan perilaku masyarakat dan memasuki ekosistem digital,” katanya, Selasa 15 Desember 2020. 

Hanung menyatakan perilaku transaksi perdagangan kini mulai bergeser ke platform digital karena pembatasan kegiatan selama pandemi. Merujuk pada hasil survey Bank Dunia, dia mencatat terdapat kenaikan penjualan e-commerce sebanyak 26 persen selama pandemi. Setiap harinya terdapat 3,1 juta transaksi di platform tersebut.

Tren ini dapat dimanfaatkan pelaku UMKM untuk meningkatkan kembali penjualan mereka. Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian, Iskandar Simorangkir, menyatakan UMKM yang mengadopsi e-commerce dapat meningkatkan pendapatannya hingga 120 persen di era pandemi.

“Produktivitasnya bisa meningkat hingga 110 persen,” katanya.

Selain untuk memasarkan barang, teknologi digital juga bisa dimanfaatkan untuk mencari pendanaan. Pelaku UMKM dapat memanfaatkan pinjaman melalui penyedia financial technology untuk memperoleh modal kerja. Dibandingkan perbankan, layanan fintech dapat memberikan dana lebih cepat.



[ad_2]

Sumber Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *