[ad_1]
TEMPO.CO, Jakarta – Anggota Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Retno Listyarti, meminta Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim tidak menjadikan vaksinasi Covid-19 guru sebagai alasan utama pembelajaran tatap muka.
“Guru divaksin penting, tapi tidak menjadi faktor utama membuka sekolah,” kata Retno dalam konferensi pers, Ahad, 6 Juni 2021.
Retno mengatakan, dari data per 31 Mei 2021, jumlah guru yang sudah divaksin baru 28 persen dari total target sebanyak 5 jutaan. Daerah dengan cakupan vaksinasi guru tertinggi adalah DKI, dengan 78 persen.
Menurut Retno, vaksinasi terhadap guru dan tenaga pendidik memang bisa menjadi faktor pembukaan sekolah. Namun, kata dia, yang terpenting adalah kesiapan sekolah-sekolah.
Berdasarkan data kesiapan proses belajar mengajar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sekolah yang mengisi daftar periksa baru sekitar 55 persen dari total 535.778 sekolah. Itu pun, menurut Retno, tidak semua sekolah yang sudah mengisi daftar periksa benar-benar siap.
“Ternyata dari pengamatan saya, yang baru siap separuhnya. Dari angka itu harusnya Kemendikbud woro-woro yang enggak isi (daftar periksa) enggak boleh buka,” ujarnya.
Daftar periksa yang dibuat Kemendikbudristek untuk pembelajaran tatap muka berisi sejumlah variabel. Misalnya, soal ketersediaan sarana sanitasi dan kebersihan berupa toilet, sarana cuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun, dan disinfektan. Kemudian tentang ketersediaan fasilitas kesehatan berupa mampu mengakses fasilitas pelayanan kesehatan, menerapkan area wajib masker, dan thermogun.
Baca juga: Sebelum Pembelajaran Tatap Muka, Siswa SMK Ini Harus Ganti Baju Dulu di Sekolah
[ad_2]
Sumber Berita