[ad_1]
TEMPO.CO, Jakarta – Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Argo Yuwono menyebut jaringan teroris Jamaah Islamiyah (JI) merekrut kader baru yang umumnya adalah anak-anak muda cerdas dari beberapa pondok pesantren secara profesional. Target jaringan tersebut mendapatkan anak pondok dengan ranking 1-10 di untuk dijadikan pemimpin masa depan JI.
“Tiap angkatan 10-15 orang dari Pulau Jawa dan dari luar Pulau Jawa. Total sudah tujuh angkatan sebanyak 96 anggota muda yang dilatih di sejumlah sasana yang tersebar di beberapa wilayah di Jawa Tengah,” kata Argo lewat keterangan tertulis, Ahad, 27 Desember 2020.
Para kader muda itu dilatih bela diri menggunakan senjata tajam seperti samurai dan pedang. Termasuk juga menggunakan senjata api, merakit bom, menjadi ahli perbengkelan, ahli tempur sampai ahli sergap yang mereka sebut sebagai pasukan khusus dengan seragam khusus.
Densus 88 Anti Teror Polri berhasil membongkar pusat latihan anggota JI di sejumlah lokasi di Jawa Tengah. Salah satunya terletak di Desa Gintungan, Bandungan, Semarang, Jawa Tengah. Pusat latihan terletak di lantai dua sebuah vila sewaan.
Medio Desember lalu, sebanyak 23 teroris jaringan JI diamankan dari Lampung dan dibawa ke Jakarta. Di antara 23 teroris itu, ada Zulkarnaen alias Arif Sunarso alias Daud yang merupakan salah satu pelaku Bom Bali 1. Polri menyebut kelompok teroris ini menggunakan uang yang berada di dalam kotak amal di berbagai minimarket sebagai salah satu sumber dana.
[ad_2]
Sumber Berita