[ad_1]
“Tindakan ini benar-benar tidak bisa diterima karena Israel benar-benar telah merampas semua hak rakyat Palestina,” kata Ketua PP Muhammadiyah, Anwar Abbas, dalam keterangannya, Minggu (9/5).
Menurut Anwar, Israel selama ini tidak hanya merampas tanah-tanah milik rakyat dan bangsa Palestina dan menggusurnya dari tanah dan rumah tempat tinggal mereka, tetapi sengaja dibangun perkampungan baru bagi rakyat Israel.
“Mereka juga telah menginjak-injak hak rakyat Palestina yang beragama Islam untuk beribadah dan melaksanakan salat tarawih dengan membubarkan dan menembaki mereka yang sedang beribadah tersebut,” katanya.
Untuk itu lanjut Anwar, PP Muhammadiyah mengutuk dengan keras tindakan biadab yang telah dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina.
“PP Muhammadiyah mendesak PBB untuk mengutuk dan menghentikan tindakan mereka yang tidak berperikemanusiaan tersebut dan mengembalikan tanah serta hak-hak rakyat Palestina yang telah mereka rampas dan rusak,” katanya.
Sebelumnya, warga Palestina di Yerusalem mengadakan protes dalam beberapa hari terakhir sebagai solidaritas dengan 40 warga Palestina, termasuk 10 anak-anak, yang menghadapi ancaman diusir paksa dari rumah mereka di lingkungan Sheikh Jarrah.
Warga Palestina terus melanjutkan protes mereka sepanjang minggu ini dan ke depannya, ketika mereka berusaha menyelamatkan lingkungan mereka.
Mahkamah Agung Israel, dinilai bertanggung jawab atas kebijakannya yang mendukung perampasan dan pemindahan paksa warga Palestina.
Ini dianggap sebagai kejahatan perang di bawah hukum internasional, meski menunda keputusan atas kasus tersebut hingga Senin depan, yang bertepatan Hari Yerusalem Israel, dengan merayakan pendudukan Yerusalem Timur setelah perang tahun 1967.
Sejak Israel menduduki Yerusalem Timur dalam perang 1967, organisasi pemukim kolonial Israel telah mengklaim kepemilikan tanah di Sheikh Jarrah dan telah mengajukan beberapa tuntutan hukum untuk mengusir warga Palestina dari lingkungannya sejak 1972.
Ketegangan meningkat di Yerusalem sejak awal bulan suci Ramadhan, dengan bentrokan malam hari antara polisi dan jamaah di Yerusalem Timur, menyusul keputusan polisi untuk melarang orang duduk di tangga di luar Bab al-Amoud, yang juga diketahui sebagai Gerbang Damaskus.
Alasannya menerapkan pembatasan virus corona, dan keputusannya untuk memutus aliran listrik saat azan di kompleks masjid.
Bagi banyak orang Palestina di Yerusalem dan di seluruh wilayah Palestina yang diduduki, kegiatan Ramadhan terhubung langsung ke Masjid Al-Aqsa.
Kompleks Masjid Al-Aqsa dan masjid Al-Aqsa dianggap sebagai situs tersuci ketiga bagi umat Islam.
Al-Aqsa terletak di Yerusalem Timur, bagian dari wilayah Palestina yang diakui secara internasional, namun kini telah diduduki oleh militer Israel sejak tahun 1967.
Editor: Anthony Djafar
[ad_2]
Sumber Berita