[ad_1]
TEMPO.CO, Jakarta – Relawan Pro Jokowi atau Projo meminta Presiden Joko Widodo tidak ragu dalam merombak kabinet atau reshuffle. “Mau tidak mau, harus perombakan besar-besaran,” kata Sekretaris Jenderal Projo, Handoko, dalam diskusi daring Rmol.id, Kamis, 17 Desember 2020.
Handoko mengklaim Projo kerap berkomunikasi dengan Jokowi. Presiden, kata dia, bilang bahwa di periode pemerintahannya yang kedua sudah tak punya beban dan ingin meninggalkan warisan yang besar untuk Indonesia.
Namun, menurut dia, cita-cita presiden itu terganggu oleh kinerja kabinet yang dinilai kurang bagus. Kinerja buruk itu, kata Handoko, makin terlihat dalam situasi pandemi Covid-19 dan resesi ekonomi. “Maka mau tidak mau reshuffle adalah keniscayaan,” ujar dia.
Menurut Handoko, Presiden Jokowi sudah tak punya banyak waktu lagi untuk reshuffle kabinet. Sebab, tak lama lagi partai-partai akan mempersiapkan diri untuk Pemilu 2024.
Menurut dia, persiapan itu tentu akan mengganggu kinerja pemerintahan. Maka itu, dia mengatakan bila presiden berencana melakukan reshuffle kabinet dalam waktu dekat, maka perombakan itu harus dilakukan secara besar-besaran. “Saya hanya meminta Presiden, sudah lah pak, enggak usah ragu-ragu lagi,” kata dia.
Handoko mengatakan Jokowi harus menunjuk menteri yang setia pada Presiden hingga akhir masa jabatan. Selain itu, menteri juga harus cakap dalam bekerja dan tidak tertarik kepentingan pragmatis, apalagi sampai korupsi.
[ad_2]
Sumber Berita