[ad_1]
Kekayaan Novi meningkat sejak ia menjabat Bupati pada awal 2018. Tercatat saat menjadi calon bupati, kekayaannya adalah Rp 94,1 miliar. Tanah dan bangunan masih menjadi harta terbesarnya, dengan Rp 48,97 miliar.
Saat terpilih menjadi Bupati, laporan LHKPN Novi pada 2018 telah meningkat menjadi Rp 102,96 miliar. Yang paling terlihat meningkat, adalah surat berharga yang menjadi Rp 30,2 miliar, serta harta berupa kas dan setara kas sebesar Rp 28,6 miliar.
Padahal sebelum menjadi Bupati, surat berharganya tercatat hanya Rp 29,2 miliar serta harta berupa kas dan setara kas miliknya sebesar Rp 23,4 miliar.
5. PDIP dan PKB Tak Akui Novi Sebagai Kader
Baik PDIP maupun PKB tak mengakui Novi Rahman sebagai kader mereka. Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat mengatakan Novi Rahman Hidayat yang ditangkap KPK bukan kader partainya. “Bupati Nganjuk itu bukan kader PDI Perjuangan, yang menjadi kader itu wakilnya,” kata Djarot kepada Tempo, Senin, 10 Mei 2021.
Djarot mengatakan Novi sebelumnya memang diusung PDI Perjuangan dan PKB ketika maju Pemilihan Bupati Nganjuk pada 2018. Djarot mengatakan, pasangan Novi yang bernama Marhaen Djumadi adalah kader partai banteng, bahkan menjabat sebagai Wakil Ketua DPD PDIP Jawa Timur. “Si Bupatinya itu lebih dekat PKB,” kata Djarot.
Sementara itu, Sekretaris Gerakan Sosial dan Kebencanaan DPP Partai Kebangkitan Bangsa Luqman Hakim mengatakan Novi juga bukan kader partainya. Luqman mengklarifikasi informasi yang menyebut Novi sebagai kader PKB. “Saya mohon keberadaan Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat tidak dikait-kaitkan dengan PKB,” kata Luqman kepada wartawan, Senin, 10 Mei 2021.
Baca juga: Begini Cara Bupati Nganjuk Memperjualbelikan Jabatan
[ad_2]
Sumber Berita