#  

Soal Dana Nasabah Bank Raib, OJK Ingatkan Risiko Reputasi Perbankan

[ad_1]

TEMPO.CO, Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta perbankan cepat menyelesaikan permasalahan terkait penyalahgunaan dana nasabah oleh kalangan internal karena menyangkut risiko reputasi menyusul terjadinya beberapa kasus dana nasabah bank raib.

“Kalau digelapkan dananya, kita tidak boleh menunggu sampai putusannya inkrah,” kata Deputi Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Sardjito dalam webinar Infobank di Jakarta, Jumat, 11 Desember 2020.

Dengan begitu, apabila internal bank menemukan kesalahan dari karyawan, maka perbankan itu harus segera membayar uang nasabah yang raib.

Bahkan, lanjut dia, dana nasabah yang raib akibat kriminal siber, apabila bank membayar uang nasabah itu, maka akan mengurangi risiko reputasi dan dinilai tidak akan mengganggu operasional perbankan. “Mungkin uangnya tidak seberapa, tidak mengganggu risiko operasional bank,” katanya.

OJK, lanjut dia, sudah mengatur perlindungan konsumen sektor jasa keuangan dalam Peraturan OJK 1/POJK.07/2013.

Dalam pasal 29 POJK itu menyebutkan pelaku usaha jasa keuangan wajib bertanggung jawab atas kerugian konsumen yang timbul akibat kesalahan dan atau kelalaian, pengurus, pegawai, pelaku usaha jasa keuangan.

Sementara itu, Chairman Infobank Institute Eko B Supriyanto dalam kesempatan yang sama mengungkapkan kasus raibnya uang nasabah sudah terjadi sejak beberapa tahun lalu mulai dari kasus paling menonjol melibatkan Malinda Dee hingga kasus terakhir yang menimpa atlet e-sport Winda Earl yang dananya raib senilai Rp 20 miliar.

Dalam penyelesaian kasus itu, ia menambahkan perbankan mengatasinya dengan cara yang berbeda. Di antaranya menenangkan nasabah yakni mengganti dana nasabah lebih dulu melalui escrow account.

Namun, lanjut dia, ada juga perbankan yang justru menunjukkan kepada publik perselisihan dengan nasabah. Padahal bank merupakan lembaga jasa keuangan yang tergantung kepercayaan masyarakat.

“Bank sendiri yang harus bereskan, kepercayaan akan datang. Tapi kalau berantem dulu, saya yakin itu adalah strategi yang menurut saya kurang elok bagi kepercayaan bank,” katanya.

ANTARA



[ad_2]

Sumber Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *