[ad_1]
Sekretaris Desa Karanggpandan, Suyatmi mengatakan mbah Darmi meninggal dunia pada Senin (10/5) pukul 02.00 WIB. Saat dihubungi Gatra.com pada Senin pagi, pemerintah desa sedang menjajaki kesanggupan keluarga terkait penanganan jenazah.
Rencananya, bakal dilakukan autopsi terhadap jenazah mbah Darmi di RS Dr Moewardi Surakarta.
“Pak Lurah ke keluarga mbah Darmi. Menyampaikan kronologis beliau sampai meninggal dunia sekaligus minta kesanggupan keluarga terkait autopsinya,” kata Suyatmi.
Mbah Darmi merupakan warga RT 02 RW VIII yang ikut menyantap menu buka puasa di Masjid At Taubah Desa Karangpandan pada Sabtu sore (8/5). Makanan berbuka puasa dibuat oleh Sri, warga RT 02 RW VIII yang mendapat jatah mengirim 50 bungkus nasi pada hari tersebut.
Diceritakan Suyatmi, cucu Sri juga jadi korban keracunan karena menyantap nasi bungkus lauk tempe bacem dan sayur oseng kacang. Sri juga mengirim es sirup bikinan sendiri.
“Bu Sri bikin nasi oseng kacang sama es sirup. Tapi bukan sirup pabrikan. Dia bikin sendiri. Apakah sumber (keracunan) itu atau bukan, masih menunggu hasil lab keluar,” katanya.
Suyatmi menceritakan korban sebelumnya beberapa kali beralih faskes untuk menjalani pengobatan. Namun pihak faskes tak mau menanganinya karena tak memiliki surat telah menjalani swab.
“Ada klinik dan praktik bidan di Karangpandan, semuanya menolah mbah Darmi. Alasannya belum swab. Kalau mau swab kemana, padahal yang mengantarkan tidak bisa naik sepeda motor. Apa karena terlambat penanganan sampai akhirnya mbah Darmi meninggal dunia? Pada Minggu sore dirujuk puskesmas Karangpandan ke RSUD. Beliau diangkut mobil ambulans relawan,” katanya.
Hingga Senin pagi sedikitnya 58 warga di RT 02 dan RT 03 RW VIII desa tersebut dikirim ke Puskesmas Karangpandan dan RSUD Karanganyar.
Beberapa yang dirawat jalan karena kondisi membaik, kembali kambuh. Suyatmi juga mengatakan tiga lagi pasien baru dikirim ke RSUD Karanganyar.
“Ada ayah, ibu, dan anak 4 tahun. Warga saya juga. Semua pasien ada anak, dewasa dan lansia. Semua makan dari takjil walaupun ada yang dimakan di rumah. Pak ustaz di masjid At Taubah juga muntah sampai berbusa,” katanya.
Keluhan pasien hampir sama, mulai pusing, mual, demam sampai pingsan.
Reporter: Abdul Alim Muhamad Zamzami
Editor: MS Widodo
[ad_2]
Sumber Berita