[ad_1]
3,058 total views, 3,058 views today
kabarpolri.com. Papua – Pada hari ini Sabtu (10/04/2021) siang, di tengah acara pemakanam Bapa Guru Yonatan Renden, tepatnya sekira pukul 15.00 WIT, saksi utama sekaligus korban yang selamat dari penembakan brutal oleh KKB di wilayah Beoga pada 09 April 2021 Langsung Angkat bicara dengan menyampaikan kesaksian.
Dia adalah Bapa Junaedi Arung Sulele merupakan Kepala Sekolah di SMPN 1 Beoga, Kabupaten Puncak Papua, yang menyampaikan rasa duka yang mendalam, Atas berpulangnya Bapa Oktavianus Rayo dan Yonathan Renden.
Dalam acara layatan tersebut, Junaidi turut menjelaskan Situasi yang mencekam saat terjadinya penembakan oleh KKB tersebut.
” Sebelum kejadian, hingga kami semua turun, Situasi sudah kembali kondusif sehingga kami memutuskan untuk kembali ke Beoga.”
” Puji tuhan Saya masih lolos, saat penembakan saya tidak lihat orang, ketika bunyi tembakan saya lari ke arah kanan, sedangkan Bapa Yonatan Renden (28) Ke kiri, dimana korban telah terkena 2 kali tembakan di dada tapi masih sempat lari kemudian tersungkur”, ucapnya.
” Kalau korban pertama, saya tidak berada di TKP, lokasi saya jauh dari situ. Lokasi korban pertama itu di SMPN 1 BEOGA, korban merupakan guru SD Klemabeth, tetapi karena istrinya mengajar di SMP mereka tinggal di perumahan guru SMPN 1 BEOGA. Saat penembakan Korban pertama Bapa Oktovianus Rayo (40) di kepung oleh KKB.” Jelas Junaedi Arung Sulele.
Selama ini situasi aman-aman saja, Aparat keamanan dari Koramil, Polsek dan Satgas TNI-Polri selama ini memang telah maksimal berjaga di Beoga.
Pasca terjadinya penembakan, situasi di atas saat ini masih siaga. Aparat TNI-POLRI masih berjaga disekitar kampung beoga.
” Informasi yang saya terima yang turut dibakar oleh KKB adalah perumahan guru dan 1 gedung sekolah SMA.” tegasnya.
Kedua korban tersebut merupakan guru kontrak, Oktavianus sudah 10 tahun menjadi Guru kontrak, sedangkan Yonathan 2 tahun, kedua korban ini sudah berkeluarga, dan tinggal bersama di Beoga, sedangkan Bapa Yonatan dan Anak istrinya di Toraja. Total ada 11 orang guru pendatang, yang sebagian mengungsi di Koramil.
Turut dijelaskan oleh Junaidi bahwa tidak banyak pendatang di Wilayah Beoga, hanya para guru saja. Serta informasi yang menyatakan Junaidi diculik tidak benar. Karena Saat terjadi penembakan, Junaidi bersembunyi dirumah warga. Ketika aparat TNI-POLRI yang mengevakuasi jenazah lewat didekat persembunyiannya, Junaidi keluar dan ikut mengamankan diri di koramil. tutupnya.
Untuk diketahui Sebelumnya, telah ditegaskan oleh Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) Humas Nemangkawi Kombes Pol. M. Iqbal Alqudussy, S.I.K, bahwa dua Orang Korban yang ditembak oleh Kelompok KKB Tersebut, bukan lah Intel ataupun Mata-mata Aparat, tetapi korban itu Merupakan Guru yang hanya menjalankan tugasnya dengan niat mulia ingin mencerdaskan anak anak yang ada di Kabupaten Puncak Papua, karena tidak ada bukti kedua orang guru itu sebagai mata-mata Aparat, tegas Kombes Pol. M. Iqbal Alqudussy, S.I.K.(hy/bs/man).
[ad_2]
Sumber Berita